Manifestasi rongga Mulut pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Terkontrol dan Diabetes Melitus Tidak Terkontrol

 

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit yang terjadi akibat adanya kelainan dalam metabolisme karbohidrat yang sangat erat kaitannya dengan kondisi kekurangan insulin. Diabetes mellitus adalah suatu penyakit sistemik yang dapat mempengaruhi setiap sistem dalam tubuh (Russoto 1981).  Juga dapat ditemukan beberapa manifestasi diabetes pada rongga mulut. selain perubahan pada kadar glukosa, diabetes mellitus juga berhubungan dengan perubahan patofisiologis yang dapat meningkatkan faktor resiko penyakit periodontal. Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa pada pasien penderita penyakit diabetes yang tidak terkontrol memiliki insidensi infeksi fungal dan bakteri penyebab penyakit periodontal lebih besar. Penelitian lain menerangkan bahwa insidensi diabetes mellitus berhubungan dengan hiposalivasi atau xerostomia, burning mouth, hilangnya kemampuan mengecap, perbesaran glandula salivarius, candidiasis, lichen planus dan leukoplakia (Russoto, 1981., Albrecht et al, 1992).
Dalam penelitian yang dilakukan tanda dan gejala pada rongga mulut yang sering ditemukan pada pasien diabetes mellitus baik yang terkontrol maupun yang tidak terkontrol adalah hiposalivasi, halitosis gingivitis, dan periodontitis. Penurunan kemampuan merasa , apthous stomatitis sering ditemukan pada rongga mulut pasien yang mengalami diabetes melitus yang tidk terkontrol. Sedangkan adanya sensasi mouth burning sering ditemukam pada pasien yang mengalami diabetes mellitus terkontrol. Pada pemeriksaan rongga mulut, lesi paling umum terlihat pada kedua kelompok adalah Candidiasis, diikuti oleh lesi proliferatif yang ditandai oleh hiperplasia  yang kemungkinan dapat menyebabkan neoplasia. Pada pasien yang mengalami diabetes mellitus tidak terkontrol, hiperplasi yang terjadi dapat mengarah pada neoplasia yang bersifat ganas.
Hiposalivasi merupakan gejala yang dapat terjadi pada pasien diabetes mellitus terkontrol maupun tidak terkontrol. Terjadinya hiposalivasi pada pasien diabetes mellitus sangat berhubungan erat dengan kondisi polyuria yang dialami pasien dan berhubungan dengan adanya kelainan fungsi jaringan adipose pada glandula salivarus sehingga dapat menggaggu glandula salivarius dalam sekresi saliva. Sehingga kadar saliva dalam rongga mulut akan cenderung berkurang sehingga menyebabkan gejala mouth burning. Selain itu oemberian obat-obat diuretic behubungan dengan mouth burning.  Penurunan produksi saliva dalam rongga mulut berkolerasi dengan peningkatan jumlah jamur candida albicans dalam rongga mulut (Peter, 1970., Oslen, 1974).
Adanya peningkatan kadar glukosa dalam saliva akan cenderung mempermudah bakteri dan jamur untuk invasive kedalam epitel mukosa pada rongga mulut. Sehingga mengganggu pertahanan neutrofil  dan memfasilitasi pertumbuhan candida. Penyakit periodontal dapat mengakibatkan control metabolic buruk pada pasien diabetes mellitus.  Sehingga pemeriksaan rongga mulut secara rutin dan  perawatan jaringa periodontal sangat diperlukan oleh pasien yang mengalami diabetes mellitus (Shrimali, Astekar, Sowmya, 2011)
Referensi
Albrecht M, Banoczy J, Dinya E, Tamas IRG. Occurrence of Oral leukoplakia and lichen planus in diabetes mellitus. J oral Pathol Med 1992;21;364-6.
Oslen I. Denture stomatitis. Occurrence and distribution of fungi. Acta Odont Scand 1974;32;329-33.
Peters Rb, Bahn AR, Barens G. Candida albicans in the oral cavities of diabetics. J Debntal Res 1996;45;771-7.
Russoto SB. a symptomatic parotid gland enlargement in diabetes mellitus. Oral surg oral med oral pathol 1981;52;594-8.
Shrimali L, Astekar M, Sowmya GV. Research Article
Correlation of Oral Manifestations in Controlled and Uncontrolled Diabetes Mellitus. International Journl of Oral and Maxillofacial Pathology 2011;2(4):24-27.

Leave a comment