Interpretasi Karsinoma Sel Skuamous dalam Gambaran Radiografi

Interpretasi Karsinoma Sel Skuamos dalam Gambaran Radiografi
 
Gambaran secara klinis dari penderita karsinoma sel skuamousa adalah terjadinya kemerahan pada daerah lesi dan menimbulkan rasa sakit yang disertai dengan buntik atau bercak berwarna putih dengan atau tanpa disertai ulserasi. Penampakan serupa dengan lesi awal pada terjadinya karsinoma secara umum dan lesi premaligna yang terjadi akibat adanya keratinisasi dan dysplasia sel epitel.
Ketika karsinoma membesar dan berkembang menjadi nodul-nodul atau menjadi ulserasi . pengerasan terjadi akibat adanya inflamasi dan fibrosis yang dapat menginfiltrasi ke jaringan. Seiring waktu karsinoma akan membentuk ulserasi yang keras dengan tipe bentuk rolle border .  prognosis tergantung pada waktu dalam mendiagnosa suatu karsinoma. Diagnose pada tahap lanjut akan menyebabkan suatu prognosis yang buruk. Deteksi karsinoma harus dilakukan sedini mungkin untuk mencegah terjadinya metastasis dari suatu karsinoma.
            Ulserasi sering dikaitkan pada rasa sakit saat mastikasi. Rasa sakit sering tidak terukur saat melakukan diagnose karsinoma. Tetapi, rasa sakit sering terjadi pada karsinoma tahap lanjut. Perdarahan baik secara spontan maupun akibat trauma ringan juga merupakan ciri dari karsinoma pada tahap lanjut (Cawson, R.A and Odell, E.W., 2008).
            Karsinoma sel skuamous yang muncul pada glandula salivarius merupakan kasus yang jarang terjadi. Insidensi karsinoma sel skuamous pada glandula submandibular paling banyak terjadi, diikuti oleh glandula salivarius parotis. Adanya insidensi obstruktif sialodeniti pada glandula submandibular, sering dijadikan sebagai faktor predisposisi terjadinya karsinoma sel skuamous pada glandula submandibular. Kasus tersebut sering terjadi pada pasien dengan usia lanjut diatas 70 tahunan.
            Karsinoma sel skuamous yang terjadi pada glandula parotis dan submandibular, umumnya dapat dibedakan dengan ada atau tidaknya produksi mucin. Dalam diagnosa karsinoma sel skuamous memiliki kemiripan dengan karsinoma mukodemoid tahap lanjut.
            Local rekuren dan metastasis limfonodi regional merupakan kasus yang paling sering terjadi. Metastasis terjadi dalam durasi yang cepat, namun jarang terjadi metastasis dalam durasi yang lama. Pembedahan merupakan suatu alternatif tindakan yang dapat diberikan terhadap pasien yang menderita karsinoma sel skuamous ( Regezi, and James S. 1993).
            
gambar no.1 diatas merupakan gambaran karsinoma sel skuamous secara klinis. Sedangkan pada gambaran no. 2 menunjukan gambaran karsinoma sel skuamous secara radiografi dengan menggunakan teknik radiografi penoramik atau OPG. Dimana terdapat suatu daerah radiolusen yang luas pada region molar tiga dengan batas yang jelas berupa gambaran radiopak dan tredapat area radolusen diantaranya. Batas radiopak tersebut merupakan gambaran adanya proses keratinisasi dan dysplasia pada sel epitelnya  ( farnaz falaki et al , 2009).
 
Daftar Pustaka
Cawson, R.A and Odell, E.W. 2008. Cawson’s Essentials of Oral Pathology and Oral
 Medecine, 8th ed. London:Elsevier.
Regezi, Joseph A., and James S. 1993. Oral Pathology : Clinical Pathologic Correlation, 2nd ed. 
             Philadelphia : W.B Saunders Company.
Falaki, Farnaz., et al. 2009. Squamous Cell Carcinoma Arising from an Odontogenic
            Keratocyst : a Case Report

Leave a comment