SIK (SEMEN IONOMER KACA)

SEMEN IONOMER KACA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Beberapa tahun belakangan ini , penggunaan resin komposit telah meluas dari gigi anterior dan posterior. Karena pasien semakin lama semakin menyadari akan adanya estetis tumpatan dan meminta dokter gigi untuk menawarkan jalan lain yang lebih memuaskan estetisnya. Sampai saat ini bahan tumpatan yang nilai estetisnya baik, adalah resin komposit. Resin komposit mempunyai keterbatasan dalan merestorasi kavitas yang meluas ke dentin. Karena dapat mengiritasi pulpa dan terbentuknya celah mikro. Untuk menutupi keterbatasan ini, maka dipakailah semen ionomer kaca sebagai basis karena bahan ini memiliki biokompabilitas antara struktur gigi dan ionomer, dikembangkanlah suatu modifikasi tumpatan yang dikenal dengan nama restorasi sandwich. Dalam makalah ini khusus dibahas mengenai resin komposit dengan semen ionomer kaca. Restorasi sandwich ini dapat dipakai pada semua kavitas dan bertujuan antara lain untuk fungsi estetis, pengunyahan, mencegah celah mikro, serta untuk kekuatan gigi.
 
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Definisi
Teknik sandwich pada semen ionomer kaca adalah restorasi berlapis yang menggunakan semen ionomer kaca dan resin komposit, di mana semen ionomer kaca akan menggantikan dentin sedangkan resin komposit akan menggantikan enamel (Hewlett and Mount, 2003).
Istilah teknik Sandwich mengacu kepada tumpatan restorasi yang menggunakan semen ionomer kaca untuk menggantikan dentin dan resin komposit untuk menggantikan enamel. Strategi ini menggabungkan sifat paling baik dari kedua bahan tersebut  seperti Daya tahan terhadap karies, Adhesi secara kimia terhadap dentin, Pelepasan fluor dan proses remineralisasi , Pengerutan pada lapisan dalam yang rendah, Pengikatan semen ionomer kaca dengan enamel, Penyelesaian akhir enamel, Durabilitas dan Sifat resin komposit yang estetis (Mount and Hewlett, 2003). Biasanya,  Dalam penerapan teknik sandwich biasanya di awali dengan pelapisan SIK tipe II pada dasar kavitas, kemudian di lanjutkan dengan penggunaan resin komposit untuk memberikan ketahanan dan durability ( annusavice, 2003 ).
semen ionomer kaca berfungsi untuk meningkatkan ikatan antara dentin dengan restorasi menggunakan bahan komposit (Manappallil, 2003). Selain itu Keuntungan dari penggunaan semen ionomer kaca yang lain adalah dapat melepaskan ion flour yang memungkinkan untuk mencegah terjadinya karies sekunder. Namun di sisi lain semen ionomer kaca juga memiliki kekurangan yaitu tidak dapat menerima tekanan kunyah yang besar, mudah abrasi, erosi, dan dari segi estetisnya tidak sempurna karena translusensinya lebih rendah dari resin komposit (Dunn, 2004).
Semen Ionomer Kaca (SIK) memiliki kelebihan berikatan dengan dentin dan email lebih baik karena melepaskan fluor lebih banyak daripada resin komposit.SIK berikatan dengan dentin melalui adhesi kimia (Manapphallil, 2003), sedangkan komposit tidak memiliki ikatan kimia terhadap email dan dentin. SIK memiliki biokompabilitas yang lebih baik daripada resin komposit.
Resin komposit memiliki kelebihan yaitu memiliki sifat fisik lebih baik daripada SIK. Juga memiliki estetik yang lebih baik daripada SIK.
Melihat dari kelebihan dan kekurangan SIK dan resin komposit, 2 bahan ini dapat dipadukan. SIK sebagai base dan resin komposit sebagai tumpatan di atas SIK yang dikenal dengan teknik ’sandwich’.
Dengan mengaplikasikan teknik sandwich berarti menggunakan 2 jenis bahan tumpatan didalam sebuah kavitas, hal ini menyebabkan terjadinya 2 janis ikatan. Ikatan yang terjadi adalah Ikatan SIK dengan email dan dentin (ionic bond) dan Ikatan SIK dengan material tumpatan (mechanics bond). Akibat adhesi dengan dentin, bahan cenderung mengurangi terbentuknya ruang pada tepi gingival yang berlokasi di dentin, sementum, atau keduanya akibat penyusutan polimerisasi dari resin. Permukaan semen yang sudah mengeras di etsa untuk menghasilkan permukaan yang lebih kasar sehingga menambah retensi, yang menjamin adhesi dengan bahan restorasi komposit.
Ikatan SIK dengan email dan dentin (ionic bond) terjadi melalui adhesi kimia (Manapphallil, 2003). Semen ionomer kaca diaplikasikan dalam bentuk cairan dan cairan ini bersifat sangat asam. Garam metallic polyalkenoate menyatu dengan hidroxyapatite dengan menghilangkan ion fosfat. Kelompok carboxylic dari rantai polyalkenoate dapat bereaksi dengan kalsium dari hidroxyapatite untuk mengikat semen ionomer kaca dengan dentin dan enamel (Spiller, 2000).
SIK berikatan dengan email dan dentin secara kimiawi selama proses setting. Perekatan ini terutama melibatkan gugus karboksil dari poliasam dengan kalsium di kristal apatit email dan dentin. Ikatan dengan email lebih kuat daripada ikatan dengan dentin, mungkin karena kandungan anorganik dari email lebih banyak dan homogenitasnya lebih besar dilihat dari sudut pandang morfologi (Annusavice,2004).
Ikatan akan lebih efektif jika permukaan kavitas dibersihkan terlebih dahulu tanpa menghilangkan jumlah ion kalsium secara berlebihan. Jika  kavitas terbuka hingga bagian dentin maka harus dilapisi terlebih dahulu dengan kondisioner agar dentin tidak terlalu kering dan terlalu basah, dilanjutkan dengan larutan dilute dari ferroklorida juga dapat meningkatkan bonding atau ikatan. (Craig, 2000).
Ikatan SIK dengan material tumpatan (mechanics bond) terjadi ketika larutan phosporic acid digunakan untuk mengetsa enamel. Selain itu terkadang operator juga menggunakan larutan phosporic acid ini untuk mengetsa lapisan tipis semen ionomer kaca dan dibiarkan selama 15 sampai 20 detik. Ketika larutan phosporic acid ini dibersihkan, enamel yang pada awalnya mengkilat, akan terlihat kasar. Apabila diamati dengan mikroskop, permukaan akan terlihat seperti gunung dan lembah. Permukaan yang kasar ini kemudian akan menimbulkan ikatan mekanik. Baik antara semen ionomer kaca dengan dentin maupun antara semen ionomer kaca dengan resin komposit (Manappallil, 2003).
II.2  Indikasi Penggunaan Teknik Sandwich pada Restorasi SIK
Tujuan dari restorasi sandwich adalah untuk mendapatkan fungsi estesis, pengunyahan, mencegah celah mikro serta menambah kekuatan gigi. Fungsi estetis didapat dari bahan resin komposit sebagai tempatan karena resin komposit memiliki trans lusensi yang lebih tinggi dibanding semen ionomer kaca. Resin komposit juga dapat menerima tekanan kunyah yang besar. Untuk mencegah celah mikro digunakan semen ionomer kaca sebagai basis karena dapat melepaskan flour untuk mencegah terjadinya sekunder karies ( Fejerskov & Kidd, 2008 ).
Teknik sandwich biasanya di aplikasikan dalam hal – hal berikut ini :
1.   Lesi dimana terdapat satu atau lebih margins pada dentin (misal pada cervical lesions)
2.   Karies yang disebabkan abrasi pada daerah servikal ataupun lesi kelas V, menurut klasifikasi G.V. Black, ditemukan pada Manula, pada orang yang kurang baik dan benar cara menyikat giginya, serta pada kasus di mana preparasi jaringan sehat gigi kurang memungkinkan. Akibatnya, preparasinya diusahakan untuk tidak mengambil jaringan yang sehat.
3.   Restorasi komposit class II
Restorasi komposit kelas II digunakan sebagai bahan tumpatan khususnya untuk aplikasi gigi pada daerah yang memerlukan tekanan dan daya abrasi tinggi. Ukuran partikel dari beberapa komposit berbahan pengisi partikel kecil memungkinkan diperolehnya permukaan halus , akan tetapi bahan ini tidak sebaik komposit hibrid (Annusavice, 2003).
Berdasarkan klasifikasi menurut penggunaan klinisnya, resin komposit kelas 2 ini dapat dibedakan lagi menjadi 2 yaitu, Tipe II-1 SIK untuk keperluan estetis. Untuk tipe ini tersedia baik pada SIK konvensional dan resin modifikasi digunakan pada aplikasi yang mementingkan nilai estetika yang tinggi namun tidak tahan terhadap beban oklusal. Tipe komposit ini juga memiliki shade range yang cukup bagus. Namun bila ditinjau dari segi kecepatan reaksi setting yang tergolong lama, ini menyebabkan sangat rentan terhadap penyerapan dan kehilangan air, selain itu reaksi setting yang lama membutuhkan waktu minimal 24 jam setelah penumpatan sebelum dilakukannya finishing. Sifat radiolucent pada komposit jenis ini cenderung bersifat radiolucent sehingga dipergunakan untuk aplikasi gigi geligi anterior.
Tipe II-2 SIK untuk keperluan penambahan kekuatan Untuk tipe ini digunakan pada aplikasi yang tidak mementingkan estetika tapi memiliki kelebihan berupa reaksi setting yang cepat dan memiliki sifat fisis yang naik. Reaksi setting yang cepat dengan resistensi awal terhadap penyerapan air memungkinkan segera dilakukannya pemolisan. Namun tipe ini memiliki kekurangan yaitu rentan terhadap dehidrasi selama 2 minggu, setelah initial set. (Burrow, M.F. 2004)
Dalam hal manipulasi, SIK tipe II ini tersedia dalam bentuk bubuk- cairan dan kapsul (bubuk – cairan). Dalam bentuk bubuk – cairan dengan rasio W/P berkisar 1,25 – 1,5 g/ 1 ml. Bubuk dan cairan digabungkan dengan cepat selama 30-45 detik. Penyemenan dilakukan sebelum semen kehilangan kilap. Pelapisan semen disini berfungsi untuk melindungi dari kontaminasi air. Dalam bentuk kapsul, pengadukan dilakukan dengan amalgamator. Kapsul lebih mudah dilakukan karena rasio W/P dapat dikontrol (Tempo, 2008).

II. 3  PROSEDUR RESTORASI TEKNIK SANDWICH
Dikenal dua macam restorasi laminasi, yaitu restorasi laminasi terbuka dan restorasi laminasi tertutup, atau sering disebut sebagai restorasi open-sandwich dan close-sandwich.
Restorasi laminasi terbuka merupakan indikasi pada kavitas kelas II dan kelas V dengan batas dinding gingiva melewati cemento-enamel junction (CEJ). Glass ionomer diaplikasikan pada dasar restorasi bagian proksimal dan resin komposit dilapiskan di atasnya, membentuk restorasi kelas II. Pada restorasi ini, glass-ionomer pada bagian proksimal tidak terlindungi oleh resin komposit dan berhubungan langsung dengan lingkungan rongga mulut (Gambar 1A). Sedangkan pada restorasi laminasi tertutup, glass-ionomer dibuat sebagai basis pengganti dentin pada kavitas yang cukup dalam. Glass-ionomer terlindung oleh resin komposit diatasnya dan oleh dinding-dinding kavitas (Gambar 1B).   
Prosedur penumpatan pada restorasi sandwich sangat sederhana. Teknik preparasi pada semua kavitas sama tergantung lokasi karies. Pada restorasi sandwich ini dipergunakan prinsip preparasi minimal. Prosedur penumpatan pada restorasi sandwich harus dilakukan dalam keadaan kering agar dapat perlekatan resin komposit ke permukaan dentin yang dilapisi semen ionomer kaca.
1.     Preparasi dan Lining
Kavitas dipreparasi, semua jaringan karies dibuang dengan menggunakan bur diamond. Diamond stone yang rata atau tungsten karbid bertujuan untuk menyelesaikan tepi enamel. Linier kalsium hidroksida digunakan hanya apabila terlihat keadaan dentin yang hamper terbuka dengan perkiraan dentin yang menutupinya hanya sekitar 1 mm atau kurang. Tetapi kalsium hidroksida tidak boleh menutupi daerah yang besar yang dapat mengganggu bonding semen ionomer kaca. Setelah kavitas dipreparasi, kemudian tepi enamel dibevel.
2.     Perawatan Permukaan
Setelah kavitas dibersihkan, dikeringkan kemudian dioleskan kondisioner pada permukaan kavitas. Ikatan semen ionomer kaca ke gigi dapat diperkuat dengan menggunakan larutan yang mengandung asam poliakrilik, asam tannic atau dodicin.
3.     Pemberian Semen
Kavitas dibersihkan dan dikeringkan. Semen ionomer kaca diinjeksikan ke dalam kavitas dan dibiarkan menutupi tepi kavosurface. Sebagai alternatif, pencampuran dengan tangan secara standar dapat digunakan dan semen tersebut diaduk sampai menyerupai plastic yang berkilau sebelum digunakan. Warna semen harus dipilh agar sesuai dengan warna dentin. Pengerasan semen yang dianjurkan adalah dalam waktu 5 menit.
4.     Preparasi Semen Tepi Enamel
Setelah mengeras selama 5 menit, semen yang berlebihan dilepaskan dari tepi-tepi enamel dan dikamfer ke dinding dentin.
5.     Pemberian Resin Bonding
Salah satu bonding yang dipakai adalah agen bonding. Resin liquid dioleskan segera ke basis semen dan dinding-dinding kavitas. Harus hati-hati untuk memastikan bahwa lapisan tersebut tipis. Sistem visible light cured dianjurkan karena pengerasan yang cepat dari agen bonding adalah penting untuk menjamin semen dan permukaan enamel tidak terkontaminasi.
6.     Pemberian Resin Komposit
Tumpatan resin dimasukkan dan dikontur ke posisinya. Bahan tersebut tidak boleh berlebihan, dan adaptasi yang tepat dapat dicapai dengan pemakaian matriks plastik bening.
7.     Penyelesaian
Setelah disinari, restorasi tersebut diselesaikan dengan bur diamond rata atau bur karbid. Pemolesan restorasi dapat diselesaikan dengan menggunakan “cup polishing” karet abrasif dan bubuk aluminium oksida yang halus.(Mc  Lean, 1985).
 
II.4 Keunggulan dan kekurangan pemakaian semen ionomer kaca dalam teknik sandwich
Keunggulan teknik sandwich antara lain:
1.  Mempunyai kekuatan kompresi yang lebih tinggi daripada hanya menggunakan SIK sebagai restorasi tunggal
2.  sehingga dapat meningkatkan ketahanan terhadap fraktur.
3.  Bersifat adhesi karena lapisan resin terikat dengan pelapik semen ionomer kaca.
4.  Pelepasan fluoride SIK lebih besar daripada komposit atau bahan tumpatan lainnya.
5.  Dapat menghambat kerusakan tepi (microleakage), karena ikatan kimiawi SIK dengan email dan dentin sangat baik.
6.  Bersifat radiopak.
7.  Di samping itu, semen glass ionomer juga bersifat biokompabilitas, yaitu menunjukkan efek biologis yang baik terhadap struktur jaringan gigi dan pulpa. Kelebihan lain dari bahan ini yaitu semen glass ionomer mempunyai sifat anti bakteri, terutama terhadap koloni streptococcus mutant (mount, 1995).
8. Dari segi biaya (cost) jauh lebih murah dibandingkan jika 100% menggunakan bahan tumpatan dari resin estetik, karena semen ionomer kaca harganya jauh lebih murah dibanding bahan tumpatan yang lain.
9. Dilihat dari segi komposisi SIK dan resin komposit yang sama-sama mengandung polikarboksilat sehingga sama-sama hidrofilik sehingga lama-kelamaan warnanya akan terlarut sehingga estetiknya berkurang.
10.  Teknik sandwich hanya dapat digunakan untuk restorasi tipe 1,2,5

BAB III
KESIMPULAN
restorasi sandwich yang merupakan kombinasi dari semen ionomer kaca sebagai basis dengan resin estetis sebagai tumpatannya dengan tujuan untuk fungsi pengunyahan estetis, mencegah terbentuknya celah mikro, meningkatkan kekuatan kompresi, dan emngurangi cost atau biaya daripada menggunakan 100% bahan tumpatan resin estetik. Sandwich yang baik digunakan bahan-bahan resin komposit, bonding dan bahan semen ionomer kaca. Meskipun begitu, dengan menggunakan teknik sandwich ini masih terdapat beberapa kekurangan.
 
 
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, K.J. 2003. Phillips : Science of Dental Materials,11­th Edition. St. Louis : Sounders.
Anusavice, K.J. 2004. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi, edisi 10. EGC: Jakarta.
Association Report Council on Dental Materials and Device. Status report on Glass Ionomer Cement. JADA.1979.99.221-226
Craig, Robert G. 2000. Dental Materials Properties and Manipulation, 7th edition. Mosby Inc: Missouri. Hal: 479-509
Manappallil,J.J. 2003. Basic Dental Materials, 2nd edition. Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd.: New Delhi. Hal:214-246
Mc  Lean J. W. 1985. The Use of Glass-Ionomer Cements in Bonding Composite Resins to Dentine. Brazilian Dental Journal. 158: 410.
Mount J. G. and Hewlett R. E. 2003. Glass ionomers in contemporary restorative dentistry- a clinical update. Journal Dental California Association.
O’brian dan Ryge. An Ourline of Dental Materials and Thair. Selection. Philadelphia Saundeers.1978. 169-170
Shortall A.C. Marginal Seal of Class V Composite/Glass Ionomer Sandwich restoratrative. Resine.JADA 1987.114: 167-172
 

Leave a comment